Tuesday, 26 November 2013

INFO TENTANG TANAMAN JARAK


Tanaman Jarak pagar berasal dari Amerika bagian tengah, termasuk famili Euphorbiceae, Tanaman ini mulai masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Jepang, dibawa jepang karena biji Tanaman Jarak pagar dipakai untuk bahan bakar pesawat tempur Jepang. Dikatakan dengan Jarak Pagar, karena tanaman ini biasanya ditanam di halaman rumah, dan kadang biasa berfungsi juga sebagai Pagar.

Tanaman Jarak Pagar

Nama latin dari tanaman ini adalah Jatropha curcas, berupa perdu dengan tinggi 1-7 meter dan bercabang tidak teratur, Jarak pagar tumbuh pada kondisi lingkungannya sesuai, dengan curah hujan 300 –700 mm/tahun (Bramasto.Y, 2003), meskipun demikian, jarak pagar tahan hidup didaerah sangat kering dengan curah hujan 48-200 mm/tahun.

Tanaman ini bisa suatu saat dimanfaatkan sebagai bahan bakar biodiesel, karena fungsi awalnya memang tanaman ini sebagai bahan bakar pesawat Tempur tentara Jepang. Karena Kandungan minyak pada jarak pagar sebanyak 25 % – 35 % pada bijinya dan 50% – 60% pada dagingnya.

TANAMAN JAGUNG DAN KLASIFIKASINYA

Jagung atau nama latinnya Zea mays merupakan tanaman familia poaceae (Graminae). Berwarna kuning, batang bulat, masif, tidak bercabang, tinggi kurang lebih 1,5 meter. Bunga majemuk, berumah satu, bunga jantan dan betina bentuk bulir, di ujung batang dan di ketiak daun, warna putih. Buah berbentuk tongkol, panjang 8-20 cm, warna hijau kekuningan.




Manfaat jagung sangat banyak selain bahan pangan yang mengandung karbohidrat tinggi, juga bermanfaat bagi kesehatan, Berikut beberapa manfaat penting jagung bagi kesehatan, sebagaimana dilansir Boldsky.


Melancarkan pencernaan
Jagung mengandung serat sehingga bermanfaat besar bagi sistem pencernaan. Selain itu, jagung bisa mencegah sembelit, wasir, dan menurunkan risiko kanker usus besar.


Sumber mineral
Setiap butir kuning jagung mengandung banyak sekali ragam mineral, seperti magnesium, tembaga, besi, dan paling penting fosfor yang diperlukan untuk kesehatan tulang. Nutrisi ini tidak hanya mencegah tulang dari keretakan karena Anda bertambah tua, tapi juga meningkatkan fungsi normal ginjal.


Merawat kulit 
Jagung kaya akan antioksidan yang membantu menjaga kulit tetap muda lebih lama. Terlepas dari konsumsi secara teratur, jagung dapat diaplikasikan sebagai minyak jagung merupakan sumber yang kaya asam linoleat. Pati jagung juga berguna menenangkan iritasi kulit dan ruam.


Klasifikasi Jagung:
  • Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
  • Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
  • Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  • Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  • Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
  • Sub Kelas: Commelinidae
  • Ordo: Poales
  • Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
  • Genus: Zea
  • Spesies: Zea mays L.

INFO TENTANG TANAMAN TERONG

tanamanterong-tipspetani

Terong merupakan tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual). Terong yang merupakan famili solanaceae atau nama latinnya solanum melongena. tingginya mencapai 60-90 meter. Buahnya biasanya dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi tinggi. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus. Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang ditanam.

Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri mengandung banyak biji yang kecil dan lembut. Biji itu boleh dimakan tetapi rasanya pahit karena mengandung alkaloid nikotin. Ini tidaklah mengherankan karena terong adalah saudara dekat tembakau.

Asal-usul budidayanya berada di bagian selatan dan timur Asia sejak zaman prasejarah, tetapi baru dikenal di dunia Barat tidak lebih awal dari sekitar tahun 1500. Buahnya mempunyai berbagai warna, terutama ungu, hijau, dan putih. Catatan tertulis yang pertama tentang terung dijumpai dalam Qí mín yào shù, sebuah karya pertanian Tiongkok kuno yang ditulis pada tahun 544[4]. Banyaknya nama bahasa Arab dan Afrika Utara untuk terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa pohon ini dibawa masuk ke dunia Barat melewati kawasan Laut Tengah oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan. Nama ilmiahnya, Solanum melongena, berasal dari istilah Arab abad ke-16 untuk sejenis tanaman terung.

Terung mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, apabila dipelihara dengan baik dan menggunakan bibit unggul, dalam satu hektar bisa dihasilkan kurang lebih 30 ton terung. Oleh karena itu terung sangat potensial untuk dikembangkan dengan lebih meningkatkan produktivitasnya. Terung mempunyai prospek dan potensi yang sangat menjanjikan apabila dikelola secara agribisnis.

MANFAAT TANAMAN DARI JEWAWUT


Jewawut merupakan sejenis tanaman serealia yang sudah cukup luas dibudidayakan di berbagai negara, namun di Indonesia penanaman jewawut masih belum banyak dilakukan. Di negara-negara maju jewawut telah banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan makanan lain, contohnya adalah minuman energi dan kesehatan karena jewawut mengandung sumber vitamin B dan beta karoten. 

Tanaman jewawut memiliki adaptasi yang baik pada daerah bercurah hujan rendah bahkan di daerah kering sekalipun. Jewawut mengandung beragam komponen penting yang berpotensi meningkatkan kesehatan tubuh, antara lain senyawa antioksidan, senyawa bioaktif, dan serat.

Di Indonesia, pengolahan jewawut masih sangat terbatas. Namun di beberapa daerah jewawut telah dimanfaatkan dengan cara mengolahnya menjadi nasi tetapi masih dilakukan secara sederhana. Awalnya jewawut tersebut dijemur, disosoh, hingga hanya terdapat bagian daging atau endospermanya saja. Selanjutnya, jewawut yang dicampur dengan gula merah dan kelapa, pemanfaatan ini hampir sama dengan memasak beras ketan. Secara tradisional pemanfaatan jewawut yang lain yaitu dengan mengolahnya menjadi bubur, dodol, dan bajet.

Selain memiliki manfaat positif bagi kesehatan, jewawut dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan subtitusi beras sehingga dapat memenuhi kebutuhan kalori harian. Hal ini ditunjukkan dengan kandungan karbohidratnya sebesar 75% yang mendekati kandungan karbohidrat pada beras yaitu sebesar 79%. Keunggulan lainnya dari tanaman jewawut adalah kandungan proteinnya sebanyak 11%, yang lebih tinggi dibandingkan kandungan protein beras yang hanya mencapai 7%.

Tepung jewawut juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk mie. Hal ini dikarenakan kandungan proteinnya yang hampir sama dengan tepung terigu dan bahkan mengandung protein gluten. Gluten adalah protein lengket dan elastis yang dapat membuat
adonan menjadi kenyal dan dapat mengembang karena bersifat kedap udara. Sifat elastis gluten pada adonan mie menyebabkan mie yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan. 

Berbagai keunggulan dari jewawut tersebut dapat menjadi dasar untuk membantu terlaksananya program diversifikasi pangan yang selanjutnya dapat mendorong terwujudnya peningkatan ketahanan pangan masyarakat Indonesia.
sumber : http://www.medicalera.com/3/25549

INFO CARA MENANAM ANGGUR DI PEKARANGAN

Buah Anggur atau nama ilmiahnya Vitis vinifera atau kalau bahasa inggrisnya disebut grape bukan wine merupakan tanaman asli di daerah sub tropis. Namun anggur bisa juga dibudidayakan di daerah tropis seperti di Indonesia. Anggur termasuk tanaman yang cukup mudah dibudidayakan. Bahkan di beberapa daerah sudah menjadi sentra perkebunan anggur. Nah saat ini kita coba bahas bagaimana bertanam anggur di halaman rumah atau di pekarangan rumah yang lahannya terbatas. Karena Anggur adalah tanaman merambat dan ukurannya juga tidak sebesar pohon mangga, otomatis untuk hanya memerlukan lahan yang sedikit saja, ukuran 50 x 50 x 50 cm sudah cukup untuk setiap pohon. Anggur umunya bisa tumbuh dan berbuah dengan baik di daerah-daeraah yang musim keringnya panjang seperti di sentra anggur probolinggo jawa timur yang panas.



Bibit Anggur
Bibit anggur sangat mudah didapatkan. Anda bisa menghubungi penjual tanaman hias di kota anda, dan bisa pesan bibit anggur dengan harga yang terjangkau. Saat ini bibit anggur hijau dan merah cukup terjangkau harganya, sekitar Rp 10.000 s/d 15.000 per pohon.

Penyiapan Lahan 

Untuk membudidayakan tanaman anggur, kita mulai dengan pembuatan media tanaman berupa pembuatan lubang 50 x 50 x 50 cm yang dibiarkan 2-3 minggu, diisi tanah, pasir dan pupuk kandang dengan komposisi 1:1:2.

Pada beberapa lokasi, Tanaman anggur paling baik ditanam pada bulan April-Juni, bibit tananam anggur di polybag dibuka pelan-pelan dengan silet atau gunting lalu dimasukkan ke tanah hingga rata dengan tanah. Pembukaan polybag harus pelan-pelan dan jangan sampai merusak akar tanaman anggur.

Tanaman anggur memang membutuhkan air namun jangan sampai terjadi genangan air. Sejak awal pertumbuhan disiram 2 kali sehari, kecuali hujan, dan sebulan sebelum dipangkas, penyiraman agar dihentikan.

Dua-tiga hari setelah dipangkas, tanaman disiram air lagi sebanyak-banyaknya. Seminggu sebelum penen, pengairan dihentikan dan 4 hari sebelum panen harus segera diairi lagi hingga tanahnya cukup basah.

Setelah tanaman berumur satu tahun, tunas cabang pokok disebut cabang primer dipangkas dan disisakan 0,5 meter. Tunas cabang sekunder menghasilkan cabang tersier yang tumbuh bersama bunga yang selanjutnya menghasilkan buah. Bersamaan dengan pemangkasan, semua daun dihilangkan/dipotong. Tunas-tunas tersier diatur agar bentuknya seperti sirip.

Hingga tanaman berumur 1 tahun, dipupuk dengan pupuk yang berunsur N (urea), dilakukan setiap 10 hari sekali sampai berumur 3 bulan, pemupukan 10 gram/pohon. Selanjutnya, tanaman 3-6 bulan butuh 15 gr/pohon setiap 15 hari sekali, 6-12 bulan butuh 50 gr/pohon setiap 30 hari sekali. Setelah tanaman berumur 4 tahun, pemupukan diberikan setahun sekali menjelang pemangkasan pembuahan.

Beberapa hal yang juga patut diperhatikan dalam pembudidayaan tanaman anggur, bulan Maret-April biasanya buahnya sedikit karena tidak sedang musim bunga, Juli-Agustus biasanya buahnya banyak, dalam memotong cabang subur ditinggalkan 4-10 mata tunas. Cabang yang dipangkas harus meneteskan air, bila tidak pemangkasan ditunda.

Selain itu, tunas yang tumbuh di atas bunga sebaiknya dipangkas, bila buhnya sudah besar sebesar biji asem, sebaiknya dilakukan penjarangan sebanyak 40-50 persen. Agar buah tak diserang hama, buahnya sebaiknya dibungkus dengan kertas semen atau kantong plastik transparan. Buah siap panen setelah pemangkasan bunga 105- 110 hari.

sumber : http://tabulampot-ok.blogspot.com

CARA MODEREN MENANAM PISANG AMBON

Pisang ambon adalah buah yang punya nilai ekonomis tinggi, Pisang Ambon sering digunakan sebagai pencuci mulut setelah makan . Ada beberapa varian pisang ambon yang populer antara lain pisang ambon kuning, pisang ambon lumut, dan pisang ambon putih. Pisang Ambon atau biasa dikenal dengan pisang hijau mengandung senyawa yang disebut asam lemak rantai pendek, yang berguna untuk memelihara lapisan sel jaringan dari usus kecil, mampu meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi. Pisang ambon juga baik untuk penderita diabetes, Sebab gula sederhana yang dikandung pisang ambon cukup mudah diserap tubuh. Bagi mereka yang sedang menjalani diet, pisang ambon juga bisa menjadi sumber karbohidrat harian Anda.




SYARAT TUMBUH:
Media Tanam
a. Sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan.
b. Air harus selalu tersedia tetapi tidak menggenang.
c. Pisang tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%.
Ketinggian Tempat
Dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m. Pisang ambon tumbuh baik sampai ketinggian 1.000 mdpl.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

- Perbanyakan dengan cara vegetatif berupa tunas (anakan).
- Tinggi anakan untuk bibit 1 – 1,5 m, lebar potongan umbi 15 – 20 cm.
- Anakan diambil dari pohon yang berbuah baik dan sehat.
- Bibit yang baik daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit.

Penyiapan Bibit
- Tanaman untuk bibit ditanam dgn jarak tanam 2×2 m
- Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7- 9.

Teknik Penanaman Pisang Ambon

1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yang curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa dan arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.

2) Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat dan 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang dan 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.

3) Penanaman
Penanaman dilakukan menjelang musim hujan. Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15-20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.

Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam satu rumpun terdapat anakan yang masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yang baru.

2) Penyiangan
Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak dan juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran dan tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.

3) Perempalan
Daun-daun yang mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman dan sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.

4) Pemupukan
Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl dan 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dalam satu tahun yang diletakkan di dalam larikan yang mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat dan kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dalam setahun).

5) Pengairan dan Penyiraman
Pisang akan tumbuh subur dan berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yang berada di antara barisan tanaman pisang.

6) Pemberian Mulsa
Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah dan menekan gulma, tetapi pemulsaan yang terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh
dipasang terus menerus.

7) Pemeliharaan Buah
Jantung pisang yang telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas dan 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yang dibenamkan
sedalam 30 cm ke dalam tanah.

HAMA DAN PENYAKIT

Hama

1) Ulat daun (Erienota thrax.)
Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun menggulung seperti selubung dan sobek hingga tulang daun. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida yang cocok belum ada, dapat dicoba dengan insektisida Malathion.

2) Uret kumbang (Cosmopolites sordidus)
Bagian yang diserang adalah kelopak daun, batang. Gejala : lorong-lorong ke atas/bawah dalam kelopak daun, batang pisang penuh lorong. Pengendalian : sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan.

3) Nematoda (Rotulenchus similis, Radopholus similis).
Bagian yang diserang adalah akar. Gejala : tanaman kelihatan merana, terbentuk rongga atau bintik kecil di dalam akar, akar bengkak. Pengendalian: gunakan bibit yang telah disucihamakan, tingkatkan humus tanah dan gunakan lahan dengan kadar lempung kecil.

4) Ulat bunga dan buah (Nacoleila octasema.)
Bagian yang diserang adalah bunga dan buah. Gejala : pertumbuhan buah abnormal, kulit buah berkudis. Adanya ulat sedikitnya 70 ekor di tandan pisang. Pengendalian: dengan menggunakan insektisida.

CARA MENANAM BUNGA POTONG SEDAP MALAM

Bunga Sedap Malam (Polianthes tuberosa) sudah sangat kita kenal dengan bau wanginya dan memiliki kesegaran yang mampu bertahan lama. Meskipun telah dipotong bunga yang menjadi flora Identitas provinsi Jawa Timur ini kesegarannya dapat bertahan selama 5-10 hari. Bunga ini banyak dimanfaatkan sebagai bunga potong untuk berbagai keperluan. Selain itu bunga Sedap Malam juga dapat diolah sebagai bahan pembuat parfum. Sedap malam akan berbunga pada umur 4 - 5 bulan setelah tanam. 

Bunga sedap malam punya sejumlah manfaat untuk kesehatan, mulai dari mengobati keluhan susah tidur, influenza, sampai rematik. Wanginya yang seharum melati bermanfaat menenangkan hati orang di sekitarnya.




Perbanyakan benih sedap malam sampai saat ini hanya dengan vegetatif yaitu melalui umbi. Kebutuhan bibit umbi ditentukan pada sistem tanam dan jarak tanam. Pada sistem tanam dengan jarak tanaman 20 x 20 cm, kebutuhan umbi per hektar sekitar 200.000 butir umbi bibit. Harga bibit sekitar Rp 400 per umbi berukuran sedang. Sedap malam roro anteng cocok di dataran rendah (di bawah 100 m dpl) dan Dian Arum di dataran rendah-sedang (100 - 400 m). 
Sedap malam berbunga tunggal dan semi ganda lebih cocok ditanam di dataran rendah dengan elevensi di bawah 50 m dpl. Sedap malam berbunga ganda cocok ditanam di daerah dengan ketinggian di atas 100 m sampai 600 m dpl. Bila sedap malam berbunga tunggal dan semi ganda ditanam di dataran sedang, maka bunga yang dihasilkan akan memiliki tangkai bunga yang agak panjang, tidak kokoh dan kurang kekar serta malai bunga agak panjang dan bagian ujung malai terkulai dengan jumlah kuntum bunga lebih sedikit.

Hal yang terpenting dalam menanam sedap malam adalah pemilihan jenis tanah adalah: subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), aerasi dan drainase tanah baik serta derajat kemasaman tanahnya (pH) antara 5,0 - 5,7.

TEKNIK BUDIDAYA SEDAP MALAM

Tanah diolah pada kondisi kering sebelum musim hujan dengan cara dicangkul, dibajak/traktor, atau dibalik menggunakan garpu terlihat bongkahan-bongkahan tanah yang sudah berubah menjadi gembur tanpa ada tanaman satupun. Untuk tanah kering yang masih banyak gulma kita perlu melakukan pembersihan gulma dengan cara dibabat, dicabut sehingga bebas dari tanaman/gulma selanjutnya tanah diolah dengan dicangkul atau ditraktor kemudian diberi bahan organik (pupuk hijau, pupuk kandang, kompos) sebanyak 5-10 t/ha. 
  1. Setelah ada hujan/musim hujan tiba tanah diolah kembali dengan cara dibajak ulang, digaru untuk mengancurkan bongkahan-bongkahan tanah hingga rata, gembur dan subur. Tanah yang tidak terkena traktor/bajak dibagian sisi/pojok petakan dincangkul selanjutnya di buat bedengan dan parit serta pematang untuk batas petakan. 
  2. Biarkan 1 minggu hingga 2 minggu, kemudian buat bedengan dengan lebar 120 -180 cm lebar 100 cm, tinggi 20 - 30 cm (panjang tergantung kondisi lahan).
  3. Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) dengan lebar 30-40 cm dan kedalaman 40 cm. 
  4. Apabila pH tanah kurang dari 5 - 7 perlu diberi Dolomit/kaptan dengan dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan 1 minggu. Selanjutnya tutup menggunakan mulsa perak secukupnya yang disesuaikan dengan lebar dan panjang bedengan.
  5. Lahan siap untuk ditanam 

b. Penanaman Sedap Malam
Penyiapan lahan dengan memasang Mulsa Plastik Hitam Perak. adapun cara memasang MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) antara lain dengan menarik kedua ujung MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) ke masing-masing ujung bedengan arah memanjang. Kemudian dikuatkan dengan pasak bilah bambu berbentuk "U" yang ditancapkan di setiap sisi bedengan. Berikutnya tarik pula lembar MPHP ke bagian sisi kiri kanan (lebar) bedengan hingga nampak rata menutup permukaan bedengan. Kuatkan dengan pasak bilah bambu pada setiap jarak 40 - 50 cm. Bedengan yang telah ditutup MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) dibiarkan dulu selama + 5 hari agar pupuk buatan larut dalam tanah dan tidak membahayakan (toksis) bibit sedap malam yang ditanam.

Pembuatan lubang tanam dapat menggunakan alat bantu khusus yang terbuat dari potongan pipa besi/kaleng susu yang salah satu permukaannya telah dipotong dan diisi arang panas, berdiameter + 7 - 10 cm kemudian MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) akan berlubang berupa bulatan-bulatan kecil sesuai degan ukuran yang telah disiapkan (ukuran 20 x 25 cm), kemudian disusul dengan penyiapan benih menggunakan karung atau nampan.

Penyiapan benih : karena penyimpanan benih dilakukan dengan dikering anginkan dekat tungku dan biasanya kurang terkontrol dengan suhu udara panasnya kemungkinan besar benih tersebut ada sebagian yang rusak diakibatkan suhu terlalu panas sehingga benih jadi kropos dan umbinya tidak padat, maka perlua dilakukan penyortiran ulang yang bertujuan untuk menyamakan ukuran umbi yang baik sesuai dengan asturan perbenihan.

Cara tanam : Sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu lubang tanam disiram hingga kapasitas lapang. Penanaman sedap malam dapat dilakukan sepanjang musim, asalkan tersedia sarana dan prasarana yang dibutuhkan tanaman tercukupi (air, pupuk, dan lain-lain). Waktu yang tepat sebaiknya untuk menanam disesuaikan dengan permintaan pasar/bulan baik yang diperkirakan panennya jatuh pada hari-hari besar (Tahun Baru keagamaan), umur dan waktu bunga bisa dipanen pada tanaman bunga sedap malam sekitar 4 - 5 bulan.

Penanaman dilakukan secara hati-hati agar pada lubang MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) tidak rusak, pembuatan lubang tanam dengan cara mengangkat tanah dengan sendok/garfu kecil sedalam 7 - 9 cm yang telah disiapkan pada MPHP (Mulsa Plastik Hitam Perak) pada setiap lubang selanjutnya benih sedap malam dimasukkan sebanyak 1 umbi padatkan pada bagian sisi-sisi umbi. Umbi yang telah dimasukkan diatur tegak dengan arah tunas menghadap ke atas.

Penutupan lubang tanam yang telah diisi umbi menggunakan tanah gembur yang sudah jadi/ menggunakan tanah bekas galian lubang tanam yang sudah tercampur pupuk. Tebal tanah penutup berkisar ± 7,5 cm, yang bertujuan untuk menstabilkan suhu, agar pupuk cepat larut dengan air tanah dan merangsang pertumbuhan umbi. Setelah selesai menanam lakukan penyiram pada lubang tanam/bedengan untuk menjaga kelembaban.
Sumber: Dalmadi BBP2TP

ANTARA JAGUNG KUNING DENGAN JAGUNG PUTIH

jagung kuning

jagung putih


Di beberapa Kabupatn di Jawa, dan Lampung, tanaman jagung tampak makin dominan, dan menggeser komoditas lain. Menanam jagung memang semakin menguntungkan, sebab selain hasil jagung pipil, limbah berupa hijauan, tebon (batang), klobot (kulit jagung), dan janggel (tongkol), juga masih bernilai ekonomis.

Jagung yang dibudidayakan petani kita itu, hampir seluruhnya berupa jagung kuning pakan ternak. Hanya sedikit petani yang membudidayakan jagung manis (sweet corn), terlebih jagung putih (jagung tepung), yang sekarang makin tergeser hanya dibudidayakan petani di kawasan pegunungan di Jawa. Para petani umumnya lebih suka benih hibrida, dan hanya sedikit yang menggunakan benih open polyneted. Kelemahan benih hibrida adalah, setiap tanam, petani harus membeli benih baru. Dengan benih open polyneted, petani bisa menggunakan benih produksi sendiri, paling sedikit lima generasi, tanpa penurunan hasil panen.

Jagung kuning hibrida, merupakan hasil pemuliaan dari flint corn (Zea mays var. indurata). Jagung putih keturunan flour corn (Zea mays var. amylacea), dan jagung manis berasal dari induk sweet corn (Zea mays var. saccharata and Zea mays var. rugosa). Selain itu, masih ada pula jagung berondong popcorn (Zea mays var. everta), dan jagung ketan waxy corn (Zea mays var. ceratina). Semua varietas jagung budi daya itu asli dari Amerika Tropis, dan merupakan hasil domestifikasi Zea mays ssp. mays. Induk Zea mays ssp. mays adalah Zea mays ssp. parviglumis dan Zea mays ssp. mexicana. Proses domestikasi ini berlangsung paling sedikit selama 7000 tahun.

* * *

Jagung kuning pakan ternak, merupakan komoditas jagung yang paling banyak dibudidayakan di dunia saat ini. Selain paling cepat pertumbuhannya, produktivitas jagung kuning juga paling tinggi. Rata-rata tiap hektar lahan, akan mampu menghasilkan sekitar delapan ton jagung pipilan kering. Cara panennya, dengan terlebih dahulu mengurangi daun bagian bawah, terus ke tengah, dan kemudian batang di atas tongkol juga dipangkas. Hingga yang tersisa di lahan tinggal batang jagung, dengan tongkolnya yang mulai menguning. Tongkol ini tetap dibiarkan di lahan sampai kering. Terakhir, kulit jagung dibuka, hingga biji jagung yang masih melekat pada tongkolnya bisa benar-benar kering karena terkena panas matahari langsung.


Setelah benar-benar kering, barulah tongkol dipanen, dan dipilil. Setelah berupa pipilan pun, biji jagung masih harus dikurangi lagi kadar airnya hingga tinggal 14%. Pengurangan kadar air jagung pipilan, bisa dengan penjemuran ulang, bisa pula dengan bantuan alat pengering (dryer). Panen jagung lahan kering (ladang), biasanya terjadi pada puncak musim penghujan, yakni bulan Januari dan Februari. Ketika itu intensitas panas matahari tidak sebaik pada musim kemarau, hingga pengeringan dengan dryer lebih diperlukan. Bahan bakar dryer paling murah adalah tebon, kelobot, dan janggel. Hingga hampir tidak ada bagian dari tanaman jagung yang terbuang sia-sia.

Belakangan, janggel jagung juga laku sebagai pakan ternak, setelah terlebih dahulu dihancurkan. Selulosa dari janggel ternyata masih cukup mengandung gizi sebagai pakan ternak ruminansia. Di sentra pertanian jagung sendiri, baru daun jagung yang biasa digunakan sebagai pakan ternak. Terlebih daun jagung manis, yang sangat cocok sebagai pakan ternak sapi perah. Beda dengan jagung pakan ternak yang dipanen pada umur 100 hari, jagung manis sudah bisa dipanen pada umur 60 hari (dataran rendah), 65 hari (dataran menengah), dan 70 hari (dataran tinggi). Semakin tinggi lokasi penanaman, umur jagung akan semakin tinggi pula.

jagung putih

Budi daya jagung kuning, dianggap paling menguntungkan bagi petani, karena adanya sistem mata rantai, mulai dari agroindustri pembenihan, pupuk, pestisida, sampai ke agroindustri pakan ternak. Semua itu bisa tumbuh karena keberadaan agroindustri peternakan unggas (ayam, itik, puyuh), ruminansia (terutama sapi perah), dan perikanan air tawar, maupun payau (terutama udang). Agroindustri peternakan pernah terguncang sebentar, ketika marak wabah flu burung H5N1. Tetapi dalam waktu sekitar dua tahun, agroindustri perunggasan telah kembali sehat, meskipun sebagian dari pangsa pasarnya diambil alih oleh perikanan, terutama lele.

Harga jagung pipilan di pasar dunia memang cenderung naik, terutama semenjak menggilanya harga minyak mentah pada pertengahan tahun 2008. Ketika krisis finansial melanda AS dan kemudian menyebar ke seluruh dunia pada akhir 2008 dan awal 2009, harga jagung relatih masih cukup stabil, terlebih ketika harga minyak mentah dunia kembali merayap naik pada pertengahan 2009, maka harga jagung pipilan juga ikut membaik. Itulah sebabnya gairah petani untuk menanam jagung tumbuh di kawasan yang selama ini dikenal sebagai sentra tembakau. Harga tembakau memang cenderung terus menurun, sebab kampanye anti rokok yang dicanangkan oleh WHO memang berjalan efektif.

Sampai saat ini AS masih menduduki ranking pertama sebagai produsen jagung utama di dunia, dengan hasil sekitar 280 (juta ton). Menyusul RRC 131, Brasil 35, Meksiko 21, Argentina 20, dan Indonesia sekitar 15. Di Brasil, Meksiko, dan Argentina, yang dibudidayakan bukan hanya jagung pakan ternak, melainkan juga jagung tepung. Sebab di negeri tempat asal-usul jagung itu, roti dan bubur jagung tetap masih menjadi menu andalah penduduknya. Di Indonesia, terutama di Jawa, menu nasi jagung yang menggunakan jagung putih, makin terdesak ke kawasan pegunungan. Di kawasan ini pun, masyarakatnya makin sering mengonsumsi mi dan roti, berbahan gandum, yang impornya sekitar lima juta ton per tahun.

Monday, 25 November 2013

ARTI DARI POLUSI TANAH

Tanah dapat mengalami pencemaran bila terjadi pencampuran zat asing yang masuk di dalamnya. masuknya zat asing ke dalam tanah dapat terjadi secara langsung atau molekul udara dan air. Dengan demikian penyebab terjadinya pencemaran udara dan air akan menyebabkan pula terjadinya pada tanah.



Pencemaran tanah dapat menganggu:
  • Adanya siklus oksigen dan karbondioksida
  • siklus nitrogen
  • kematian mikroba/bakteri pengurai
  • tanah menjadi kurus
  • Sumber Bahan Pencemar Tanah
Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, makan sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.

Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari:

a. Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
b. Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
c. Limbah industri.
d. Limbah reaktor atom/PLTN.


Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa:

Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.

Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.

Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.

Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah?industri seperti Hg, Zn, Pb, Cddapat mencemari tanah.

Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.

MENGOBATI BATUK DENGAN TANAMAN SAGA

Tanaman Saga (Abrus precatorius) termasuk familia Leguminosae, tumbuh dan banyak di berbagai daerah di Indonesia.

Tanaman ini tumbuh dari bijinya cukup tua, pertumbuhannya tidak terlalu banyak meminta perhatian, walaupun demikian, demi produk yang daunnya banyak diperlukan, pemupukan dapat saja dilakukan demikian pula pemberian rambatan. Uraian makroskopiknya: helai anak daun berbentuk bulat telur atau rompang, berwarna hijau, ujung daun meruncing, panjang daun antara 1 cm sampai 2 cm.

Kandungan zat yang terdapat pada daunnya yaitu:


  • Glisirizin sekitar 10%
  • Kalsium Oksalat
  • Abu sekitar 10%
Daun saga banyak diperlukan sebagai bahan obat penyembuh penyakit batuk, sariawan, umumnya digunakan sebagai infusa, dengan dosis sekitar 2 gram sampai 5 gram.

obat batuk - daun saga

Friday, 15 November 2013

CARA MEMILIH BIBIT CABE DAN PERAWATANNYA



Memilih benih yang baik

Budidaya Cabe diawali dengan pemilihan benih. Pemilihan benih merupakan langkah awal yang sangat penting. Karena bila kita memilih benih yang tidak baik, tentu saja hasilnya pun tidak baik pula. Bibit atau benih cabe harus sudah tersedia terlebih dahulu sebelum kita mulai mengerjakan lahan. Benih cabe dapat diperoleh dari toko pertanian setempat baik berupa varietas lokal, OP maupun hibrida.

Cara Membeli
Benih Cabai untuk mudahnya tersedia di toko – toko pertanian seperti toko saprotan. Dengan beberapa macam merk dagang seperti Tanindo, Panah Merah, dengan membeli ditempat kios pertanian yang resmi. Diharapkan kita dapat mendapatkan benih yang berkualitas unggul sesuai label , untuk beli ditoko yang harus diperhatikan tanggal kadaluwarsa dari kemasan benih. Biasanya sudah ada tanggal produksi, tanggal berlakunya masa tumbuh itu. Diharapkan kita membeli 2 bulan sebelum berakhir masa pertumbuhan optimal.

Selain membeli di kios kita juga dapat membeli dengan Petani Cabai yang telah berhasil menanam. Benih dari petani juga dapat dipakai dengan memperhatikan syarat – syarat benih , apabila kita membeli dari petani diperlukan sortasi untuk memisahkan benih yang berisi , bernas. Sortasi benih dilakukan debngan cara dimasukkan kedalam air, aduk beberapa saat, yang padat tenggelam dan yang ringan akan timbul atau mengapung. Kita akan memilih benih yang berat sebagai benih unggul.

Selain membeli benih ditoko pertanian, ditempat petani. Kita dapat membeli bibit siap tanam, umumnya bibit siap tanam tidak diperdagang untuk jarak jauh, disebabkan bibit akan mati dalam perjalanan. Karena bibit siap tanam tidak dikemas wadah / media tanah yang cukup untuk beberapa hari. Di Kalsel sudah tersedia bibit siap tanam yang diperjualkan dengan tempat khusus, sehingga bisa dibawa dalam perjalanan jauh asalkan disiram. Para hobies atau mereka yang ingin menanam bibit Cabai secepat mungkin, tidak mau menunggu lama membibitkan sendiri. Bagi hobies yang mau cepat membeli Cabai yang sudah ada di Polybag dan menunggu beberapa minggu, panen .Merawat mudah , tidak usah lama lama.
Membuat sendiri. Sebelum kita melakukan membuat sendiri benih Cabai, ada yang harus diperhatikan

Syarat buah Cabai rawit

  • Selain persyaratan berat biji , calon benih juga harus memiliki ciri fisik yang meyakinkan seperti bentuk, ukuran dan warna calon benih harus seragam, permukaan kulitnya bersih tidak keriput dan tidak cacat, serta warna kulit cerah. Adapun syarat buah dari pohon induknya untuk diambil bijinya sebagai berikut :
  • Buah dipetik dari cabang tanaman yang terbawah, karena biasanya benih akan lebih cepat tumbuh setelah disemaikan
  • Buah sudah benar-benar masak dan kulit luarnya tampak mengkilap
  • Ukuran lebih besar dari ukuran normal, sekita panjang 3.5 cm ( Cabai Rawit Putih dan 2.5 – 3.0 Cabai Rawit Hijau)
  • Buah bersih tanpa berbintik dan tidak terkena hama, penyakit.
  • Pertumbuhan batang, cabang, ranting, dan daunnya subur
  • Tanaman tidak etrserang hama dan penyakit
  • Umur minimal 7-8 bulan, karena produksi buahnya sudah mencapai maksimal
  • Tanaman sebaiknya berbuah lebat

Hama dan Penyakit

tanaman pertanian ini berbatang lunak. Secara alami, cabai memiliki banyak hama yang setiap saat mengintai.

Di musim kemarau, tanaman cabai diintai lalat buah serta kutu daun yang dapat merusak buah cabai. Sedangkan di musim penghujan, tanaman cabai terancam oleh antraknose, jamur dan pseudomonas solanaceanum (penyebab layu, red.).

Untuk mengatasi lalat buah dan kutu daun, semprotkan pestisida (seperti: Qthene , Hosianon ,Curacron ) dua minggu sekali setelah tanaman pindah ke pot (usia 1 bulanan). Dan untuk mengatasi penyakit akibat antraknose, jamur dan bakteri bisa dengan penyemprotan fungisida (seperti: Dithane) satu hingga dua minggu sekali.

Hentikan penyemprotan pestisida, fungisida dan pupuk minimal 1 minggu sebelum dikonsumsi.

Thursday, 14 November 2013

PENGOLAHAN TANAMAN KAKAO


1.PANEN TEPAT MATANG

Buah kakao matang ditandai oleh perubahan warna kulit buah kakao yang semula hijau menjadi kuning.

2.SORTASI BUAH SEHAT

Buah sehat adalah buah matang yang tidak terkena serangan hama dan penyakit, ditandai oleh tampilan kulit buah yang mulus dan segar

3.PEMBELAHAN BUAH

Buah dibelah dengan alat mekanis untuk memisahkan biji kakao dengan kulit buah dan plasenta. Mesin pembelah mempunyai kapasitas 5.000 buah/jam. Biji kakao diolah lanjut sebagai bahan makanan, sedangkan kulit buah merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku kompos, pakan ternak dan biogas.

4.PEMERASAN PULPA [LENDIR] BIJI KAKAO

Biji kakao dilapisi oleh pulpa berwarna putih. Lapisan pulpa dikurangi secara mekanik antara 30 – 40 % dari berat pulpa awal agar fermentasi berjalan lebih sempurna dan mencegah timbulnya cacat rasa asam. Mesin pemeras mempunyai kapasitas 1.000 ton biji/jam. Pulpa hasil perasan adalah limbah yang dapat diolah menjadi nata de kakao dan jus kakao.

5.FERMENTASI BIJI KAKAO

Fermentasi ditujukan untuk menumbuhkan senyawa pembentuk citarasa dan aroma khas cokelat dengan bantuan mikroba alami. Satu peti mempunyai kapasitas 750 kg biji kakao. Biji kakao dimasukkan ke dalam peti kayu tingkat atas selama 2 hari dan kemudian dipindahkan ke peti tingkat bawah. Fermentasi dilanjutkan lagi di peti bawah selama 2 hari berikutnya.

6.PENGERINGAN MEKANIS

Biji kakao hasil fermentasi dikeringkan secara mekanis pada suhu 50-55 oC. Kadar air biji kakao yang semula 55 % turun menjadi 7 % selama 40 jam. Sumber energi pengeringan adalah kolektor surya dan kayu yang diperoleh dari hasil pangkasan pohon pelindung tanaman kakao. Kipas udara pengering digerakkan oleh motor listrik atau motor disel dengan bahan bakar bio-disel.

7.SORTASI BIJI KAKAO KERING

Biji kakao hasil pengeringan disortasi secara mekanik untuk memisahkan biji ukuran besar [jumlah biji 85 – 90/100 gr sample], ukuran medium [jumlah biji 95 – 110/100 gr sampel] dan ukuran kecil [jumlah biji > 110/100 gr sampel]. Biji pecah dan kotoran terpisah di rak paling bawah. Mesin sortasi mempunyai kapasitas 1.000 kg/jam.

8.PENGEMASAN dan PENGGUDANGAN

Biji kakao atas dasar ukurannya dikemas dalam karung goni [@ 60 kg] berlabel produksi dan disimpan dalam gudang yang bersih dan berventilasi cukup. Tumpukan karung-karung [6 lapis] disangga di atas palet kayu dan tidak menempel di dinding gudang.

Cara Pembibitan dan Menyemai Tanaman Kopi


Dalam rangka bercocok tanam kopi, selain memperhatikan keadaan iklim serta jenis dan varietas yang akan ditanam, juga harus diperhatikan pekerjaan‐pekerjaan yang akan dilaksanakan, seperti:

A. Pembibitan Tanaman Kopi
  • Bibit yang akan ditanam dapat berasal dari:
  • Biji (zaaling), pembiakan secara genertaif.
  • Sambungan atau stek, pembiakan secara vegetatif.
  • Pembiakan bibit tanaman kopi dari kultur jaringan.

a. Cara memperoleh biji kopi

Dari kebun sendiri, biji diambil dari pohon yang telah diketahui mutunya. Pohon induk yang produksinya cukup tinggi, tahan terhadap nematoda, bubuk buah maupun bubuk batang, atau dengan kata lain yang tahan terhadap hama dan penyakit.

Balai penelitian perkebunan, bersumber dari kebun percobaan yang menghasilkan biji telah teruji keunggulannya.

b. Cara memilih dan memelihara biji kopi
Buah yang dipungut adalah yang masak, kemudian dipilih yang baik, tidak cacat dan yang besarnya normal. Jika biji ini tidak memenuhi syarat harus disingkirkan. Semua buah/biji kopi yang memenuhi syarat kemudian dikerjakan sebagai berikut:

  • Biji dikelupas kulitnya, dinjak‐injak dengan kaki, tetapi kulit tanduk tidak sampai lepas.
  • Lendir yang melekat dibersihkan, dengan jalan dicuci atau digosok permukaannya dengan abu dapur.
  • Setelah bersih biji dikering anginkan satu atau dua hari, tidak langsung terkena sinar matahari, melainkan kering angin.
  • Biji‐biji yang sudah kering, selanjutnya diadakan pemilihan yang kedua kalinya. Jika biji kopi itu hampa dan bentuknya jelek, harus disortasi, tidak perlu disemai.


c. Cara menyimpan biji kopi
Biji‐biji kopi yang telah dipilih dalam keadaan kering dapat terus disemaikan. Untuk menungggu musim persemaian yang tepat, biji dapat disimpan untuk sementara waktu. Dan untuk menghindari terjadinya serangan hama bubuk atau untuk mematikan bubuk yang mungkin ada, maka biji‐biji kopi tersebut bisa dimasukkan dalam peti dengan jalan:
  • Pada dasar peti diberi lapisan kain yang diberi minyak terpentin dengan dosis 1 cc / 100 cm2. Dan di atas kain pada lapisan biji setebal 5 cm, diberi kain lagi yang diberi minyak terpentin pula, demikian seterusnya sehingga peti itu penuh.
  • Bila peti itu sudah penuh, kemudian ditutup rapat‐rapat dan dibiarkan selama 3 hari 3 malam agar semua hama mati karenanya.
  • Kalau penyimpanan itu berlangsung agak lama, maka biji tersebut perlu dicampur dengan bubuk arang yang dibasahi dengan air, dengan perbandingan 1 kg bubuk arang : 150 cc air.
  • Perbandingan antara biji dan bubuk arang yakni 3:1. Atau 3 kg biji dicampur 1 kg bubuk arang yang telah dibasahi tadi.

d. Lamanya penyimpanan biji kopi
Penyimpanan biji tidak boleh terlalu lama, sebab jika terlalu lama daya tumbuhnya akan menurun atau akan habis sama sekali.

Biji‐biji kopi yang baru kemungkinan tumbuh 90 ‐ 100%, sedang yang disimpan sekitar 6 bulan daya tumbuhnya 60 ‐ 70%. Sebaiknya penyimpanannya jangan sampai lebih dari 3 bulan, dan yang paling baik ialah bila penyimpanan itu dilakukan sekitar dua bulan. Penyimpanan dimasukkan ke dalam ruangan yang gelap dan sejuk.

e. Penaburan biji kopi
Bibit kopi dapat ditanam setelah umur 8‐9 bulan. Maka penaburan biji kopi dipersemaian harus memperhatikan rencana penanaman.

Kalau bibit kopi ditanam sebagai zaailing, maka baiklah bila biji itu ditaburkan pada bulan Januari ‐ Februari. Dengan demikian kelak musim tanam tiba bibit sudah berumur 10‐11 bulan.

Kalau bibit akan ditanam sebagai sambungan, baiklah kalau biji itu ditaburkan pada bulan Agustus. Selanjutnya bibit dapat disambung pada umur satu tahun. Dan pada waktu itu masih banyak biji yang segar. Bila kelak bibit akan ditanam pada bulan November/Desember bibit sambungan tersebut sudah berumur 4 bulan.

Banyaknya biji yang akan ditaburkan tentu saja harus disesuaikan dengan luas rencana penanaman. Biji yang ditaburkan perlu diperhitungkan 2 kali lipat dari bibit yang akan ditanam, hal ini bila ditanam sebagai zaailing. Tetapi bila bibit itu akan disambung, maka jumlah biji yang akan ditaburkan adalah dua setengah kali dari rencana penanaman. Hal ini mengingat bahwa daya tumbuh sambungan belum tentu bisa mencapai 100%.


B. Persemaian Biji Kopi
Persyaratan tempat persemaian biji kopi, sebagai berikut:
  • Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur, dan banyak mengandung bunga tanah.
  • Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan pemeliharaan pada musim kemarau, terutama dalam melakukan penyiraman.
  • Ada pohon pelindung, agar dapat menahan terik matahari dan percikan air hujan yang lebat, sehingga tidak merusakkan bibit.
  • Terhindar dari bibit penyakit dan hama, tempat‐tempat yang akan dipergunakan sebagai persemaian sebaiknya diselidiki terlebih dahulu terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit dan hama. Sehingga apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan pencegahan dan pemberantasan.
  • Semprotkan larutan MiG‐6PLUS ( 10ml MiG‐6PLUS : 1 liter air) tipis pada permukaan lahan persemaian. Untuk lahan persemaian dengan luas 10m2.


Tingkat penyemaian biji kopi ada dua tingkat, yaitu: tingkat perkecambahan, dan dederan bibit (pemindahan dari perkecambahan).

a. Tingkat perkecambahan biji kopi
Sebelum ditanam di persemaian, semua biji dikecambahkan lebih dahulu. Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan‐bendengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan itu dilapisi pasir setebal 5 ‐ 10 cm, dan di atas bedengan diberi atap.

Semua biji dibenamkan pada lapisan pasir menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di atas, dan bagian perut menghadap ke bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan secara berderet dalam satu baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan lainnya 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm.

Setiap 1 m bisa memuat 2.000 ‐ 3.000 biji kopi, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji dan jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit tanduk. Tetapi lebih baik biji kopi tersebut dilepas kulit tanduknya, sehingga mereka akan lebih cepat tumbuh dan tidak menjadi sarang penyakit.

Setelah selesai pembenaman, biji‐biji kopi tersebut diberi pasir lagi, tipis‐tipis saja. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban biji‐biji tersebut, di atas bedengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotong‐potong antara 0,5 ‐ 1 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari. Setelah berumur 4 ‐ 8 minggu, biji kopi tersebut akan berkecambah, kemudian dapat dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan.

Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di dataran rendah yang beriklim panas, perkecambahan itu makan waktu 3 ‐ 4 minggu. Sedangkan di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan makan waktu 6 ‐ 8 minggu.

Selama proses perkecambahan, cotyledon‐cotyledon dan embrio kecil pada biji kopi membengkak dengan menghisap endosperma, kemudian akar kecil (radicula) dan hypocotyl tumbuh. Akhirnyahypocotyl muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkatcotyledon‐cotyledon yang masih tertutup oleh endosperma dan kulir ari. Pertumbuhan pada tingkat demikian sering disebut "soldatje" atau serdadu.

Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk sementara berhenti tumbuh lebih kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudianendoscarp lepas. Selanjutnya cotyledon terangkat seolah‐olah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh sepasang keping daun yang disebut "kepel".
Semai dalam tingkat ini sudah berumur 2 ‐ 3 bulan, selanjutnya dapat dipindahkan ke persemaiaan.

b. Dederan bibit kopi
Kecambah kopi yang dipindahkan dapat berupa serdadu (soldatje) atau kepel (kecambah yang kepingnya sudah membuka). Kecambah kopi yang dipindahkan ke persemaian harus dilakukan dengan sangat hati‐hati, supaya akar tidak rusak. Pemindahan ini tidak boleh dicabut, melainkan harus dicongkel dengan sebilah bambu atau solet. Sebelum bibit dipindahkan ke persemaian harus diseleksi bentuk perakarannya terlebih dahulu, karena akar yang pertumbuhannya bengkok kurang baik, tanaman menjadi kerdil.

Tanah persemaian dicangkul sedalam 30 cm atau lebih, karena bibit akan berada dipersemaian agak lama, sekurang‐kurangnya 9 bulan. Agar tanah itu strukturnya baik, setelah pencangkulan itu sudah bersih dari batu‐batuan dan sisa‐sisa kayu, kemudian barulah diberi pupuk organik. Pupuk tersebut dapat berupa pupuk kompos, pupuk kandang, ataupun pupuk hijau dan lain sebagainya. Selanjutnya pada tanah persemaian dibuat bedengan‐bedengan dengan ukuran lebar 1,20 m dan panjang 10 m, dan bedengan tersebut dibuat membujur ke arah utara ‐ selatan.

Bilamana bedengan telah siap, semai dalam bentuk kepelan/serdadu dapat dipindahkan. Kalau semua ini akan ditanam sebagai zaailing yang lebih muda, jarak tanamnya bisa dibuat 15 x 30 cm. Tetapi kalau bibit tersebut akan disambung, jarak harus diperpanjang, antara 20 x 40 cm. Artinya jarak tanam 20 cm dan jarak antar baris 40 cm.

Penanaman harus dilakukan dengan hati‐hati sekali, dengan maksud supaya akar dan batang kepelan tidak rusak. Untuk keperluan tersebut tempat‐tempat yang akan ditanami harus dibuat lubang terlebih dahulu dengan suatu alat tertentu, misalnya bilah bambu atau tusuk. Kemudian barulah bagian akar dan batang ditempelkan pada salah satu sisi lubang dengan tangan kiri, dan tangan kanan melakukan pemadatan tanah dengan hati‐hati sekali. Jarak antara daun kepelan dengan tanah lebih kurang 3 cm.

Berikan lahan dederan dengan larutan MiG‐6PLUS (10 ml MiG‐6PLUS : 1 liter air), semprotkan tipis dan merata pada permukaan lahan pendederan. Larutan tersebut cukup untuk 10m2, ulangi 2 minggu sekali.

Sedangkan untuk bibit kelapa sawit pemberian pupuk hayati MiG‐6PLUS selama pembibitan dalam polybag adalah : larutkan 10 ml MiG‐6PLUS : 1 liter air, Kemudian berikan pada ± 20 polybag ulangi setiap 2 minggu sekali.

C. Bibit Tanaman Kopi Asal Kultur Jaringan
Bahan yang digunakan adalah potongan daun kopi muda yang masih berwarna hijau kemerahan atau hijau segar. Daun tersebut dipotong kecil‐kecil berukuran kurang lebih 5 mm berbentuk segi empat atau kotak. Potongan daun tadi ditanam di dalam cawan kecil yang berisi campuran bahan‐bahan khusus yang telah dibuat dan diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi potongan daun kopi tersebut.

Campuran bahan‐bahan ini dinamakan “media.” Untuk membuat potongan daun mampu tumbuh dan berkembang, tentunya perlu beberapa perlakuan khusus agar dapat berhasil membentuk bibit yang sempurna. Perlakuan ini dilakukan di laboratorium, rumah kaca, dan tempat persemaian di kebun. Perlakuan yang diberikan di laboratorium meliputi jenis media, macam dan kadar zat pengatur tumbuh, kondisi penanaman yang paling sesuai, dan sebagainya.

Sebelum menjadi tanaman, potongan daun tersebut akan membentuk gumpalan‐gumpalan yang berwarna putih‐kekuningan dan krem, berbentuk bulat atau lonjong yang disebut sebagai "kalus". Selanjutnya kalus ini akan tumbuh dan berkembang menjadi calon atau bakal bibit yang disebut "embrio". Dalam beberapa percobaan, ada juga dari potongan daun langsung membentuk embrio.

Embrio inilah yang akan tumbuh dan berkembang menjadi bibit yang ukurannya kecil-kecil. Selanjutnya, bibit dipindah ke dalam botol yang sesuai dengan ukuran bibit agar tumbuh dan berkembang lebih jauh menjadi tanaman yang lebih besar. Pada tahap ini bibit diberi beberapa perlakuan seiring dengan pertambahan umur. Di rumah kaca, perlakuan yang diberikan meliputi umur dan kondisi bibit, macam bahan untuk tempat pertumbuhan bibit, cahaya, kelembapan, suhu, dan sebagainya. Adapun perlakuan yang diberikan di tempat persemaian, yang paling penting adalah tingkat cahaya dan penaungan untuk mengatur kelembapan. Apabila perlakuan terakhir ini sudah berhasil, maka bibit kopi siap ditanam secara luas di kebun. Berdasarkan hasil penelitian, bibit kopi asal kultur jaringan dapat tumbuh dan berkembang normal seperti tanaman kopi dari benih ataupun cangkok. Bahkan pertumbuhan dan perkembangannya lebih pesat dan waktu berbuahnya lebih cepat dibanding tanaman dari benih maupun cangkok.

Dibanding tanaman kopi asal benih maupun cangkok, tanaman kopi asal kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: proses pembuatannya lebih praktis, karena hanya dilakukan dalam ruangan yang relatif kecil; bibit yang dihasilkan lebih seragam, baik umur, tinggi maupun kondisi fisik lainnya; proses pembuatannya berlangsung cepat, karena tidak menunggu tanaman induk sampai besar/dewasa; dapat dihasilkan dalam jumlah besar sesuai pesanan dalam waktu relatif singkat.

2 Tahun Hidup di Pohon Demi Lingkungan Hidup



Seorang perempuan bernama Julia Hill, mendedikasikan dirinya untuk menjadi aktivis lingkungan hidup dengan tinggal di atas pohon selama dua tahun. Aksi mulianya ini dia lakukan karena merasa prihatin terhadap penebangan liar hutan-hutan di dunia.

Seperti diberitakan Oddity Central, Julia telah menghabiskan waktu selama dua tahun tinggal di pohon Redwood pada ketinggian 60 meter. Hal ini dia lakukan untuk menyelamatkan pohon-pohon langka dan hutan di sekitar tempat tinggalnya di Negara Bagian California, Amerika Serikat (AS).

Perempuan yang telah lama menjadi aktivis lingkungan ini mulai terlibat dalam aksi-aksi mulianya setelah dia mengalami kecelakaan mobil. Kecelakaan tersebut menyebabkan tulang tengkoraknya retak sehingga dia tidak dapat berbicara selama setahun.

Dia kemudian memutuskan untuk bergabung dengan sekelompok aktivis lingkungan yang memprotes perusakan hutan Redwood di utara California. Julia sangat terpesona oleh pohon-pohon langka yang telah berumur sangat tua tersebut dan memutuskan bergabung dengan para aktivis lainnya untuk menghentikan Perusahaan Maxxam yang bergerak di bidang ekspor kayu.

Julia ingin menarik perhatian media internasional untuk memerangi penebangan liar yang sering terjadi di AS. Satu-satunya cara untuk mendapat perhatian orang adalah dengan memecahkan rekor tinggal di pohon dalam dua hari. Sejak saat itu Julia menjadi pemberitaan di sejumlah media di dunia. Dia mengajarkan masyarakat tentang pentingnya menyelamatkan pohon-pohon di hutan.

Wanita yang dijuluki sebagai “Kupu-kupu” ini berharap bahwa pesan dari aksinya ini sampai kepada semua orang. Setelah dua hari dia bertahan tinggal di atas pohon Redwood, akhirnya ia memutuskan untuk bertahan hingga dua tahun tinggal di sana. (int)

Wednesday, 13 November 2013

SEKILAS TENTANG KOPI LUWAK


Kopi Luwak dikenal sebagai kopi yang paling mahal dan khas (unik), yang sampai sekarang diproduksi dalam jumlah terbatas. Keistimewaan Kopi Luwak karena sebelum menjadi kering, biji kopi telah melewati pencernaan perut Luwak jenis Paradoxorus hermaphroditus, salah satu jenis Luwak Indonesia. Luwak adalah hewan menyusui (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan (Viverridae). Hewan ini juga disebut dengan berbagai namalain, seperti musang (nama umum, Betawi), cereuh (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common musang, house musang,civet cat atau toddy cat dalam bahasa Inggris.Luwak punya tubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm termasuk ekornya,berwarna abu-abu kecoklatan dengan ekor hitam mulus. Luwak dapat melahirkan 2 – 4 anak untuk sekali melahirkan, yang diasuh oleh induk betinanya sampai dapat mencari makan sendiri.

Beberapa konsumen Kopi Luwak saat ini berasal dari Korea Selatan, Jepang, Jerman, Amereka Serikat, bahkan beberapa negara konsumen kopi baru lainnya. Di Amerika, Kopi Luwak mentah dijual dengan harga US $ 110 setiap pound, dan kopi sangrainya US $ 600 175 per pound. Menakjubkan. Ditempat lain harga biji kopi luwak dapat mencapai US $ 300 sampai US $ 600 setiapkilogram. Biji mentah Kopi Luwak Arabika Jawa umumnya dijual antara US $ 40 hingga US $ 175 tiap kg. Penjualan dalambentuk sangrai,harganya lebih dari US $ 125/kg. Kopi Luwak biasanya dijual dalam jumlah terbatas, sehingga pengemasannya harus dilakukan dengan baik,aman dan spesial. Namun untuk mempertahankan kepercayaan pembeli, maka penjualan Kopi Luwak harus disertai dengan Sertfikat keaslian, dan kemampuan telusur. Bahkan, beberapa pembeli minta Kopi Luwak dalambentuk aslinya, yang masih menggumpal.

Monday, 11 November 2013

Nematoda Parasit Akar Pada Tanaman Kopi

Kopi adalah suatu jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin. Mutu kopi yang baik sangat tergantung pada jenis bibit yang ditanam, keadaan iklim, tinggi tempat dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan hama dan penyakit (Anonimus, 1988).

Di beberapa perkebunan kopi banyak dikenal gangguan-gangguan tanaman kopi yang sangat merugikan. Gangguan-gangguan tersebut kebanyakan disebabkan oleh hama dan penyakit, juga disebabkan keadaan sekeliling yang pada umumnya menyerang pada akar, batang, ranting, bunga, buah dan daun. Selain jamur akar, akhir-akhir ini diketahui pula adanya serangan nematoda akar kopi yang dapat menjadi ancaman penting pertanaman kopi karena dapat turut menurunkan produktivitas kopi di Indonesia.

Terdapat dua jenis nematoda penting yang menyerang tanaman kopi khususnya kopi jenis Arabika yaitu nematoda parasit Pratylenchus coffeae danRadopholus similis. Kedua jenis nematoda ini merupakan jasad pengganggu yang sangat berbahaya pada kopi robusta dan lebih-lebih pada kopi arabika. Hingga saat ini belum ada cara pengendalian yang ekonomis untuk pertanaman kopi yang sudah terserang (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang ada, menunjukkan bahwa serangan nematoda parasit tanaman di Indonesia cenderung meningkat yang dapat mengarah kepada tingkat kerusakan yang lebih berat Oleh karena itu, perhatian terhadap nematoda perlu lebih ditingkatkan, agar masalah nematoda yang mungkin timbul dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga kerugian karena nematoda dapat ditekan menjadi serendah mungkin (Mustika, 2003).Dalam upaya pengelolaan nematoda tersebut untuk mencapai berhasilnya suatu usaha pertanian di Indonesia perlu terlebih dahulu dikenal nematoda tersebut termasuk gejala serangan dan cara pengendaliannya. 

NEMATODA PENTING PERUSAK AKAR KOPI

Di Indonesia, kerusakan tanaman karena nematoda parasit, kurang disadari baik oleh petani maupun para petugas pertanian yang bekerja di lapangan. Hal ini mungkin disebabkan oleh gejala serangan nematoda yang sulit diamati secara visual karena ukuran nematoda yang sangat kecil. Di samping itu, peminat terhadap nematologi (ilmu yang mempelajari nematoda) sangat terbatas. Di sisi lain, gejala serangan nematoda berjalan sangat lambat dan tidak spesifik, mirip atau bercampur dengan gejala kekurangan hara dan air, kerusakan akar dan pembuluh batang (Mustika, 2003).

Nematoda parasit tanaman dapat berperan langsung sebagai patogen penyebab penyakit, sebagai organisme yang membuat tanaman lebih mudah terserang (predispose) oleh patogen lainnya seperti cendawan, bakteri atau virus.

Secara umum, serangan nematoda menyebabkan kerusakan pada, karena nematoda mengisap sel-sel akar, sehingga pembuluh jaringan terganggu, akibatnya translokasi air dan hara terhambat. Serangan nematoda juga dapat mempengaruhi proses fotosintesa dan transpirasi (Evans, 1982; Melakeberhan, et.al., 1987 dalam Mustika, 2005), sehingga pertumbuhan tanaman terhambat, warna daun menguning seperti gejala kekurangan hara dan mudah layu. Karena pertumbuhan terhambat produktivitas tanaman menjadi menurun. Seringkali gajala tanaman yang terserang nematoda akar kopi bersamaan dengan serangan OPT lain seperti jamur akar putih, jamur akar coklat dan penyakit antraknos.

1. Morfologi Umum dan Siklus Hidup

Nematoda adalah sejenis cacing bulat yang kedua sisinya simetris dan hampir semuanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Nematoda memiliki semua sistem fisiologi seperti pada binatang kelas tinggi, kecuali sistem pernaafasan dan peredaran darah. Pada umumnya nematoda adalah tembus cahaya (transparan) sehingga dengan menggunakan mikroskop cahaya yang dilegkapi dengan lampu dari bawah dan perbesaran sekitar 900-1000 kali, anatomi nematoda dapat dilihat dengan jelas.

Tubuh nematoda tidak beruas, tidak berwarna dan ditutupi oleh dinding tubuh yang berfungsi untuk melindungi dari tekanan. Dinding tubuh tersebut terdiri atas kutikula bagian luar, lapisan antara, hipodermis dan bagian dalam berupa otot-otot yang membujur. Kutikula merupakan struktur yang aktif terdiri dari protein dan ensim. Selama siklus hidupnya nematoda mengalami empat kali pergantian kutikula. Di bawah kutikula terdapat epidermis (Mustika, 2003).

Ciri khusus dari nematoda parasit tanaman adalah adanya stilet pada bagian kepalanya yang berfungsi sebagai alat untuk masuk ke dalam jaringan tanaman dan makan cairan sel. Ciri khusus ini merupakan perbedaan morfologi utama antara nematoda parasit tanaman (fitoparasit) dengan kelompok nematoda lainnya (Mustika, 2003).

Siklus hidup nematoda sangat sederhana sekali yaitu betina meletakkan telur kemudian telur-telur tersebut menetas menjadi larva. Dalam banyak hal, larva-larva ini menyerupai nematoda, hanya ukurannya lebih kecil. Selain nematoda dewasa dan telur, dalam siklus hidup nematoda terdapat 4 stadia larva dan empat kali pergantian kulit. Stadia larva pertama berkembang dalam telur dan pergantian kulit pertama biasanya terjadi di dalam telur. Dari pergantian kulit pertama muncul stadia larva dua, yang bergerak bebas ke dalam tanah dan masuk ke dalam jaringan tanaman. Apabila nematoda stadia larva dua tersebut mulai makan pada jaringan inang yang cocok, terjadi pergantian kulit kedua, ketiga dan keempat yang menghasilkan berturut-turut larva stadia tiga, empat dan lima atau stadia dewasa. Secara umum, siklus hidup nematoda parasit berlangsung selama 25-35 hari, bergantung pada jenis nematoda, tanaman inang, keadaan lingkungan tanah (suhu, kelembaban, tekstur) (Mustika, 2003).

Tingkat kerusakan akibat serangan nematoda pada tanaman tertentu tergantung pada jenis tanaman, varietas, spesies nematoda, tingkat populasi di dalam tanah dan lingkungan. Kerusakan fatal dapat terjadi bila tanaman yang sangat peka ditanam dan populasi nematoda di dalam tanah cukup tinggi. Akibat serangan nematoda dapat menghambat pertumbuhan tanaman, mengurangi produkitivitas dan kualitas produksi (Sasser, 1985 dalam Mustika, 2003).

2. Pratylenchus coffeae (Nematofa Peluka Akar) dan Gejala Serangannya

P. coffeae bertelur di dalam jaringan akar. Daur hidupnya berkisar antara 45-48 hari dengan rincian sebagai berikut: inkubasi telur selama 15-17 hari, perkembangan larva hingga menjadi dewasa sekitar 15-16 hari dan perkembangan nematoda dewasa hingga meletakkan telur sekitar 15 hari. P. coffeae termasuk dalam Kelas Adenophorea, Ordo Tylenchidae, Famili Pratylenchidae dan Genus Pratylenchus (Inserra, et.al., 1998; Mustika, 2003).

Nematoda ini mempunyai lebar tubuh antara 40 μm hingga 160 μm (Whitehead, 1998), dengan panjang tubuh antara 0,4-0,7 mm, sedangkan diameter tubuh 20 -25 μm (Agrios, 2005). Bentuk nematoda ini pada umumnya memanjang, bagian ujung anterior kepala mendatar, dengan kerangka kepala yang kuat, mempunyai stilet pendek dan kuat, panjangnya 14-20 μm dengan basal knop yang jelas (Dropkin 1992).

P. coffeae menyerang jaringan kortek akar serabut terutama akar-akar serabut yang aktif menyerap unsur hara dan air. Akibatnya akar serabut menjadi rusak, berwarna coklat dan terdapat luka-luka nekrotik. Luka-luka tersebut secara bertahap meluas, sehingga akhirya seluruh akar serabut membusuk.

Gejala kerusakan oleh nematoda pada bagian tanaman di atas permukaan tanah umumnya tidak spesifik. Tanaman tanaman tampak kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang primer mengecil, daun tua berwarna kuning yang secara perlahan-lahan akhirnya rontok dan tanaman mati. Akar tanaman kopi yang terserang oleh P. coffeae warnanya berubah menjadi kuning, selanjutnya berwarna coklat dan kebanyakan akar lateralnya busuk. Luka yang terjadi pada akar berakibat merusak seluruh sistem perakaran tanaman kopi (Mustika, 2003).

Gejala pertama yang muncul akibat infeksi pada tanaman yang baru dipindah adalah daunnya menguning, cabang-cabang utamanya sedikit dan tanaman kerdil. Tanaman berangsur layu yang diikuti oleh kematian. Tanaman yang terserang berat akan mati sebelum dewasa. Di lapangan, gejala kerusakan tersebut terjadi secara setempat-setempat yang dapat mengurangi hasil tergantung pada berat ringannya serangan. P. coffeaemerupakan nematoda parasit yang paling merusak pada kopi Arabika di India Selatan.

3. Radopholus similis (Nematoda Pelubang Akar) dan Gejala Serangannya

R. similis atau nematoda pelubang akar diketahui sebagai endoparasit migratori pada berbagai jenis tanaman. Nematoda ini merusak atau makan bagian korteks akar sehingga terjadi lubang-lubang pada akar tersebut. Semua stadia dapat dijumpai pada di dalam akar dan tanah. Jantan bersifat nonparasit, sedangkan stadia lainnya bersifat parasit pada tanaman (Mustika, 2003).

Nematoda R. Similis termasuk dalam Kelas Secernentea, Ordo Tylnchida, Famili Pratylenchidae dan Genus Radopholus (Williams and Siddiqi, 1973). Dari sisi biologi, nematoda luka akar mempunyai perbedaan dengan nematoda yang lain. Nematoda luka akar akan dapat berkembang biak lebih baik di dalam akar tanaman yang pertumbuhannya tidak baik. Tanaman yang mempunyai zat makanan minimal mendorong nematoda berkembang dibandingkan dengan tanaman yang menyediakan zat makanan optimal (Dropkin,1992).

Selain temperatur tanah, kehidupan nematoda juga dipengaruhi oleh keberadaan filum air baik di dalam tanah atau dalam tanaman. Filum air berperan bagi mobilitas nematoda, menentukan inaktif dan tidaknya nematoda, bahkan berpengaruh terhadap mortalitasnya (Williams dan Bridge, 1983). Porositas, kelembaban, dan aerasi tanah juga berperan dalam keberlangsungan hidup nematoda (Sastrahidayat, 1992). Pada umumnya nematoda berada di lapisan tanah antara 15-30 cm, namun dapat berkembang baik jika tanah mempunyai banyak pori dan mempunyai cukup udara. 

4. Gejala Serangan Nematoda Parasit Akar Kopi

Gejala kerusakan oleh nematoda P. coffeae adalah pada bagian tanaman di atas permukaan tanah umumnya tidak spesifik. Tanaman tampak kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang primer mengecil, daun tua berwarna kuning yang secara perlahan-lahan akhirnya rontok dan tanaman mati. Akar tanaman yang terserang P.coffeae warnanya berubah menjadi kuning, selanjutnya berwarna coklat dan kebanyakan akar lateralnya busuk. Luka yang terjadi pada akar berakibat merusak seluruh sistem perakaran tanaman kopi (Mustika, 2003).

Gejala pertama yang muncul akibat infeksi pada tanaman yang baru dipindah daunnya menguning, cabang-cabang utamanya sedikit dan tanaman kerdil. Tanaman berangsur layu yang diikuti oleh kematian. Tanaman yang terserang berat akan mati sebelum dewasa. Di lapangan, gejala kerusakan tersebut terjadi setempat-setempat yang dapat mengurangi hasil tergantung pada berat ringannya serangan P. coffeae. P. coffeae merupakan nematoda parasit yang paling merusak pada kopi Arabika di India Selatan (Mustika, 2003).

Pada tanaman kopi di Indonesia, serangan nematoda R. similismenyebabkan pertumbuhan tanaman merana, bagian pucuk tanaman mati atau meranting, daunnya kecil-kecil, percabangan kurang dan tanaman mudah digoyangkan (Amidjojo, 1988 dalam Mustika, 2003). 

III. PENGENDALIAN NEMATODA PARASIT AKAR KOPI

Pengendalian nematoda yang selama ini banyak digunakan adalah melalui pemanfaatan bahan organik, penggunaan varietas tahan jika tersedia, dengan cara kimia menggunakan pestisida/nematisida dan solarisasi. Dalam pelaksanaannya sering kali hanya memilih satu cara dan target utamanya hanya terhadap nematoda yang dikendalikan dan kurang memperhatikan akibatnya terhadap keseluruhan ekosistem pertanian Dalam pengelolaan nematoda berkelanjutan, hal penting yang perlu dilakukan adalah monitoring komponen biologi dan lingkungan secara teratur termasuk di dalamnya adalah populasi dan musuh alaminya (Munif, 2003).

1. Benih/bibit yang sehat

Penggunaan benih dan bibit yang baik dan bebas dari nematoda merupakan langkah awal dalam kegiatan budidaya tanaman. Hal ini mengingat umumnya masuknya nematoda ke suatu areal pertanaman terjadi karena nematoda terbawa bersama benih. Oleh karena itu perlu dilakukan seleksi benih atau bibit dan hanya menanam benih dan bibit yang bebas dari kontaminasi nematoda parasit (Munif, 2003).

Kopi Arabika dianjurkan ditanam di atas 700 dpl. Ketinggian 700 m dpl merupakan batas ketinggian minimum yang masih dapat menghasilkan biji kopi bermutu baik. Menemukan dan identifikasi awal khususnya di pembibitan sebelum bibit dipindah ke kebun, jika bibit terserang berat, sebaiknya bibit dibinasakan (Wiryadiputra dan Atmawinata, 1998).

2. Jenis Kultivar

Jenis kultivar tertentu yang ditanam juga berpengaruh terhadap perkembangan nematoda parasit. Kultivar yang resisten akan dapat menekan perkembangan nematoda parasit tumbuhan, sedangkan pemilihan kultivar yang rentan akan mendorong perkembangan populasi nematoda. Pengaruh secara tidak langsung dari penanaman suatu jenis kultivar terhadap perkembangan nematoda adalah pengaruh eksudat akar yang dihasilkan oleh tanaman yang berpengaruh terhadap perkembangan nematoda dan mikroorganisme lainnya yang ada di dalam tanah (Munif, 2003).

3. Rotasi Tanaman

Rotasi tanaman dimasudkan untuk mengurangi kepadatan populasi nematoda di dalam tanah yang sudah terinfestasi. Rotasi tanaman dilakukan dengan menanam jenis tanaman yang bukan termasuk inang dari patogen tersebut. Penanaman dengan tanaman bukan inang diharapkan akan memutus atau setidaknya mengganggu siklus hidup nematoda. Peningkatan populasi nematoda dalam tanah banyak dipengaruhi oleh penanaman tanaman inang yang sama secara terus menerus (Munif, 2003).

4. Tanaman perangkap (Trap cropping)

Penanaman tanaman perangkap pada lahan yang sudah terinfestasi nematoda akan sangat bermanfaat untuk mengurangi kepadatan populasinya. Metode pengendalian ini telah berhasil digunakan untuk mengurangi populasi nematoda sista pada kentang.

5. Solarisasi tanah

Solarisasi dengan menggunakan plastik gelap maupun terang adalah upaya untuk meningkatkan temperatur tanah pada level tertentu sehingga dapat menekan populasi nematoda maupun patogen tanah. Mekanisme penekanannya dapat secara langsung dengan terbunuhnya propagul patogen atau nematoda akibat peningkatan suhu akibat peningkatan suhu karena proses penutupan tanah dengan plastik dalam jangka waktu tertentu, maupun secara tidak langsung dengan aktifnya berbagai mikroorganisme antagonis dalam tanah karena proses solarisasi tersebut (Munif, 2003).

6. Penggenangan

Penggenangan tanah yang terinfestasi selama beberapa bulan dapat mengurangi populasi nematoda. Penggenangan telah terbukti populasiMeloidogyne pada pertanaman secara signifikan. Cara ini juga telah digunakan untuk mengurangi serangan nematoda Radopholus similis yang menyerang tanaman pisang di Amerika Tengah dan Selatan (Munif, 2003).

7. Varietas resisten

Penanaman jenis resisten secara ekonomi dan ekologi sangat menguntungkan (Munif, 2003). Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah berhasil menemukan anjuran klon kopi Robusta BP 308 tahan nematoda yang telah diuji di berbagai daerah endemik serangan nematoda dengan hasil memuaskan. Selain tahan serangan nematoda parasit, klon BP 308 juga tahan kekeringan. Untuk mempertahankan sifat tahan serangan nematoda kopi robusta klon BP 308 harus diperbanyak secara klonal karena sebagai induk maupun penyerbuk mewariskan sifat tahan hanya sebesar 40-60%. Klon ini memiliki produktivitas 1.200 kg kopi pasar/ha/tahun. Kopi Robusta Klon BP 308 dianjurkan digunakan sebagai batang bawah untuk penyambungan dengan batang atas klon-klon anjuran kopi robusta sesuai agroklimat setempat atau varietas anjuran kopi arabika. Klon BP 308 dilepas oleh Menteri Pertanian dengan SK No. 65/Kpts/SR.120/I/2004. Adapun klon-klon robusta yang dianjurkan adalah BP 42, BP 234, BP 288, BP 358, Bp 409, dan SA 237. Enam klon lain yang baru dilepas oleh adalah BP 436, BP 534, BP 920, BP936, BP 939 dan SA 203. Varietas anjuran kopi arabika yaitu Abesinia 3, S 795, USDA 762, Kartika 1, Kartika 2, dan Andungsari 1 (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2007).

8. Pengendalian secara biologi

Beberapa contoh agen pengendali yang sudah teruji seperti bakteri parasitPasteuria penetrans, maupun bakteri saprofit yang berasal rizosfer sepertiBacillus subtilis, Pasteuria fluorescens, Agrobacterium radiobacter. Demikian juga agen pengendali dari kelompok cendawan seperti Paecilomyces lilacinus,Arthrobotrys oligospora, Dactilella sp. (Munif, 2003).

Hasil percobaan Irfan (2006), menunjukkan bahwa jamur A. oligosporaumur 15 dan 30 hari yang yang diinokulasikan dengan 600 ekor nematoda R. similis dapat memberikan penekanan terhadap populasi R. similis pada tanaman kopi. Sedangkan 3 taraf dosis jamur A. oligospora (16, 24 dan 32 gram) yang diinokulasikan yang tidak berpengaruh terhadap populasi nematodaR. similis.

8. Bahan Organik

Berbagai jenis bahan organik seperti kompos, pupuk kandang dari kotoran ayam dan bahan organik lainnya telah dilaporkan dapat mengurangi serangan nematoda parasit. Penambahan bahan organik ke dalam tanah selain dapat meningkatkan kualitas kesehatan tanah dan kesuburan tanaman, juga dapat merangsang perkembangan mikroorganisme antagonis. Beberapa senyawa yang diproduksi oleh berbagai bahan organik di dalam tanah juga dilaporkan dapat meningkatkan populasi nematoda predator (Munif, 2003).

Penggunaan bahan organik (kotoran ayam, sapi, kambing, sekam padi, serbuk gergaji atau tepung biji mimba) dapat mengurangi populasi nematoda M. incognita dan P. brachyurus pada nilam, dan efektivitasnya hampir sama dengan nematisida karbofuran 3% (Mustika dan Nuryani, 2006). Menurut Puslit Kopi dan Kakao Indonesia, pemberian pupuk kandang (kotoran sapi 1-2 kg/tanaman dapat dilakukan sebelum tanam dengan tujuan untuk meningkatkan produksi mikroorganisme antagonis (musuh alami) nematoda pada tanaman nilam.

Pemupukan bahan organik dilakukan bertujuan memperbaiki struktur tanah sehingga tanaman dapat tumbuh subur. Tanaman yang sehat dan kuat lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Di dalam pupuk oganik terutama pupuk kandang/kompos banyak berkembang mikroorganisme yang dapat berperan sebagai musuh alami nematoda, misalnya jamur perangkap seperti Arthrobotyrs oligospora, yang bersifat sebagai jamur perangkap nematoda (sticky network). Pemberian pupuk kandang 15 kg/pohon pada kopi arabika ‘Kartika’ ternyata dapat menekan populasi P. coffeae setingkat dengan pemakaian nematisida (Wiryadiputra dan Atmawinata, 1998).

Penggunaan bahan organik (kotoran ayam, sapi, kambing, sekam padi, serbuk gergaji atau tepung biji mimba) dapat mengurangi populasi nematoda M. incognita dan P. brachyurus pada nilam, dan efektivitasnya hampir sama dengan nematisida karbofuran 3% (Mustika dan Nuryani, 2006). Penggunaan bahan organik merupakan dasar dalam pengendalian nematoda secara hayati, karena bahan organik dapat memacu perkembangan mikroorganisme antagonis dalam tanah seperti jamur, bakteri, dan nematoda predator. Penggunaan pupuk NPK, dolomit, dan mulsa daun akar wangi pada lahan yang terinfeksi nematoda di Jawa Barat mampu menghasilkan terna basah (bagian daun dan ranting) sekitar 11,44 ton/ha, sedangkan bila tanpa mulsa hasilnya hanya 9,75 ton/ha. Selain berfungsi sebagai bahan organik, mulsa juga berperan dalam mempertahankan kelembapan tanah. Hasil pelapukan bahan organik bersifat racun terhadap nematoda serta mampu memacu perkembangbiakan dan aktivitas mikroorganisme antagonis yang merupakan musuh alami nematoda seperti jamur, bakteri, dan antagonis lainnya. 

Menurut Puslit Kopi dan Kakao Indonesia, pemberian pupuk kandang (kotoran sapi 1-2 kg/tanaman dapat dilakukan sebelum tanam dengan tujuan untuk meningkatkan produksi mikroorganisme antagonis (musuh alami) nematoda pada tanaman nilam.

9. Pengendalian secara kimia

Penggunaan bahan kimia terutama pestisida merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh praktisi dalam pengendalian nematoda. Penggunaan bahan kimia dapat langsung diaplikasikan ke tanah sebelum tanam, maupun digunakan untuk perlakuan benih atau bibit sebelum tanam. Pestisida yang banyak digunakan adalah dari kelompok fumigan. Penggunaan nematisida fumigan terbukti telah menurunkan populasi nematoda secara signifikan. Aplikasi nematisida dalam pengendalian nematoda harus tetap mempertimbangkan aspek ekonomi dan ekologi (Munif, 2003). Sebaiknya digunakan nematisida yang bersifat sistemik. Nematisida yang dapat digunakan antara lain dengan pemberian nematisida berbahan aktif curater seperti Furadan 3G dengan dosis 3-5 gram/tanaman atau sesuai dosis anjuran (Wiryadiputra dan Atmawinata, 1998). 

IV. KESIMPULAN

Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan dua jenis nematoda penting yang menyerang akar tanaman kopi. Pengelolaan nematoda pada kebun kopi harus berkaitan secara langsung terhadap nematoda parasit sebagai sasaran maupun terhadap lingkungan pertanian secara umum. Dalam pengelolaan nematoda perlu sedapat mungkin mengutamakan upaya pencegahan daripada tindakan pengendalian. Pemberian pupuk kandang atau kompos dapat membantu berkembangnya mikroorganisme yang berperan sebagai musuh alami nematoda (predator nematoda). Pemanfaatan agensia hayati seperti penggunaan jamur Arthrobotrys oligospora dan agen pengendali lain perlu dikembangkan lebih lanjut karena memiliki peluang yang baik dalam menekan populasi nematoda akar kopi.
Oleh : Ida Roma Tio Uli Siahaan, SP